LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI
TEGANGAN CINCIN
PADA SIKLOALKANA DAN SIKLOALKENA

Oleh :
Nama : Izzul Abid
NIM : 10/302220/PA/13409
Hari, tanggal : Jumat, 28 Maret 2014
Nama Asisten : Gani Purwiandono
AUSTRIAN-INDONESIAN CENTRE FOR COMPUTATIONAL CHEMISTRY
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GAJAH MADA
2014
PERCOBAAN III
TEGANGAN CINCIN PADA
SIKLOALKANA DAN SIKLOALKENA
I. Tujuan
Menentukan
tegangan cincin dalam sikloalkana dan sikloalkena dengan perhitungan semi
empiris AM1.
II. Landasan Teori
Alkana
merupakan senyawa kelompok hidrokarbon paling sederhana yang hanya mengandung
karbon dan hidrogen. Rumus dari senyawa alkana ada CnH2n+2.
Contoh senyawa alkana adalah metana (CH4), etana (C2H6),
propana (C3H8), butana (C4H10), pentana
(C5H12), dan heksana (C6H12)
(Arsyad, 2001).
Sikloalkana
merupakan salah satu tipe alkana yang mempunyai satu atau lebih cincin atom
karbon pada struktur kimia molekulnya. Bentuk sikloalkana adalah cincin
tertutup (alisiklik dan mempunyai ikatan tunggal (jenuh). Rumus umum
sikloalkana adalah CnH2n dimana n adalah jumlah atom C.
Sedangkan rumus sikloalkana dengan jumlah cincin adalah CnH2(n+1+g)
dimana n adalah jumlah atom C dan g adalah jumlah cincin dalam molekul. Berikut
ini adalah bentuk geometris dari berbagai macam senyawa sikloalkana.

(Fessenden, 1986)

(Fessenden, 1986)
Kestabilan (ketidakreaktifan) sikloalkana pada
mulanya dijelaskan dengan “teori regangan baeyer”. Menurutnya, senyawa siklik
seperti sikloalkana membentuk cincin – cincin datar kecuali siklopentana semua
senyawa siklik menderita terikan (tegang karena tidak leluasa), karena sudut
ikatan mereka menyimpang dari sudut tetrahedral 109.5o. Karena sudut
cincin yang luar biasa kecil, maka siklopropana dan siklobutana lebih reaktif
daripada alkana rantai terbuka. Sedangkan siklopentana merupakan sistem cincin
yang paling stabil karena sudut ikatannya paling dekat dengan sudut tetrahedral
Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120o
melainkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109o,
yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal

(Fessenden, 1986).
Pada senyawa sikloalkana yang bersifat
alisiklik dikenal 3
macam tegangan :
·
Tegangan sudut karena sudut dalam lingkar berbeda 109,5o (sudut antara 2
tangan valensi pada atom C)
·
Tegangan karena ada penolakan antara
atom-atom H yang letaknya berdekatan dan berhadapan
·
Tegangan karena ada penolakan antara atom-atom C yang
letaknya berdekatan dan berhadapan. Ini tterdapat pada lingkaran besar (Morrison dan Boyd, 1992)
III. Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Molekul
|
ΔHfo Single
point
|
ΔHfo
teroptimasi
|
Panjang ikatan C=C
|
Siklopropana
|
-804.679420
|
-807.6188
|
|
Siklobutana
|
-1100.099671
|
-1101.5230
|
|
Siklopentana
|
-1399.329594
|
-1399.6647
|
|
Sikloheksana
|
-1683.542236
|
-1689.3466
|
|
Sikloheptana
|
-1938.117705
|
-1963.5794
|
|
Propana
|
-950.675707
|
-953.8936
|
|
Butana
|
-1231.673799
|
-1235.8903
|
|
Pentana
|
-1512.666408
|
-1513.8703
|
|
Heksana
|
-1793.659402
|
-1794.8525
|
|
Heptana
|
-2074.651783
|
-2076.0139
|
|
Cis-Sikloheptena
|
-1820.799215
|
-1822.7867
|
1.33819
|
Trans-Sikloheptena
|
-1796.769303
|
-1796.9211
|
1.35127
|
Molekul
|
Panjang ikatan C-C
|
Sudut ikatan C-C-C
|
Sudut dihedral HCCH
|
Siklopropana
|
1.50113
|
60.0001
|
4.7016e-009
|
Siklobutana
|
1.54322
|
90
|
126.891
|
Siklopentana
|
1.52213
|
4.67366
|
19.7506
|
Sikloheksana
|
1.51524
|
55.3114
|
61.9862
|
Sikloheptana
|
1.51268
|
45.2736
|
45.6597
|
Propana
|
1.50733
|
111.84
|
58.5186
|
Butana
|
1.50645
|
111.556
|
58.6537
|
Pentana
|
1.50671
|
111.445
|
58.636
|
Heksana
|
1.50673
|
111.44
|
61.3932
|
Heptana
|
1.50694
|
111.471
|
58.6276
|
Cis-Sikloheptena
|
1.48341
|
114.036
|
55.581
|
Trans-Sikloheptena
|
1.48136
|
119.875
|
79.0373
|
B.
Pembahasan
Sikloalkana
|
ΔHoreaksi
|
Energi kekangan
literatur
|
Siklopropana
Siklobutana
Siklopentana
Sikloheksana
Sikloheptana
|
-807.6188
-1101.5230
-1399.6647
-1689.3466
-1963.5794
|
115
109
27
0
27
|
Jika
melihat data diatas maka sangat jelas adanya perbedaan nilainya dan menyimpang
sangat jauh. Hal ini bisa terjadi karena saat menggunakan metode komputasi
molekul sikloalkana diatas hanya digambar saja tanpa mempedulikan keadaan
lingkungan. Sedangkan pada energi kekangan yang diperoleh dari literatur,
nilai-nilai tersebut diperoleh secara eksperimen dengan memperhatikan keadaan
lingkungan saat melakukan eksperimen.
Hal
ini dapat dijelaskan dengan teori baeyer, dimana sikloalkana dianggap
cincin-cincin datar. Semua cincin-cincin datar tersebut mengalami kekangan
karena sudut ikatan mereka yang menyimpang dari 109.5o terkecuali
siklopentana sebab mempunyai sudut yang mendekati sudut tetrahedral (109.5o)
sehingga cincin-cincin datar yang menyimpang tersebut akan lebih mudah putus
terutama siklopropana yang mempunyai reaktivitas paling besar sebab sudutnya
sangat menyimpang dari sudut tetrahedral
Pada siklopropana terdapat 3 (tiga) ikatan CH
eklip.dengan kekangan torsinya sebesar 4.7016e-009 o dan
kekangan sudutnya sebesar 60.0001o. Jika melihat ΔHoreaksi
setelah siklopropana dioptimasi, diperoleh energi kekangan totalnya sebesar 807.6188 kkal/mol.
Selain
perbedaan energi tegangan cincin yang sangat besar, terjadi pula perbedaan pada
sudut dihedralnya. Sudut dihedral yang dihasilkan berasal dari sudut dihedral
terkecil dari ikatan H-C1-C2-H dengan H pada posisi
trans. Secara teori, nilai dari sudut dihedral akan menurun seiring dengan
semakin banyaknya atom C dan H di dalamnya yang menandakan bahwa atom yang
berikatan dalam suatu molekul tersebut dapat menyesuaikan diri. Akan tetapi,
dari data yang diperoleh dengan metode komputasi ini, justru terjadi
ketidakteraturan data yang mungkin disebabkan masing-masing molekul yang
digambar tersebut tidak memiliki kesamaan dalam ukuran sehingga nilai sudut
dihedral akan kecil jika ukuran molekul yang digambar kecil, begitu pula
sebaliknya.
Namun,
hal sebaliknya justru terjadi pada perubahan tingkat energi pada alkana yang
teratur

Hal ini terjadi karena rumus umum dari alkana yang bisa
disederhanakan menjadi H3C(CH2)nCH3. Pemanjangan alkana hanya menambah CH2
yang baru, tanpa terjadi tegangan
cincin seperti sikloalkana dan akan
mendekati linier.
Selanjutnya
yang bisa teramati ialah pada perbedaan entalpi pembentukan yang
sangat besar pada cis-Sikloheptena dan trans-sikloheptena. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tegangan cincin yang besar pada kedua senyawa tersebut. Cincin trans-sikloheptena mengalami tegangan yang sangat besar daripada cis-Sikloheptena. Terbukti dengan tidak adanya trans-sikloheptena yang terbentuk pada suhu
kamar. Perbedaan ERS yang besar ini mengakibatkan energi pembentukan
trans-sikloheptena menjadi jauh lebih tinggi
daripada cis-sikloheptena.
IV. Kesimpulan
Tegangan cincin pada sikloalkana
sangat dipengaruhi dengan penataan sudut dan ikatan pada molekul tersebut
V. Daftar Pustaka
-
Arsyad, M. Natsir,2001,Kamus Lengkap Kimia,Gramedia:Jakarta
- R.J.Fessenden, J.S. Fessenden/A. Hadyana
Pudjaatmaka,1986,Kimia Organik,
terjemahan dari Organic Chemistry,3rd
Edition,Erlangga:Jakarta
-
Morrison,
R.T. dan Boyd, R. N.,1992,Organic
Chemistry,Sixth
Edition,New
York : Prentice Hal Inc.
Siklopropana Siklobutana
Siklopentana Sikloheksana
Sikloheptana Propana
Butana Pentana
Heksana Heptana
Cis-sikloheptena Trans-sikloheptena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar